TINTAJABAR.ID, GARUT - Malam yang seharusnya sunyi di Kampung Sukadana Gandok, Kelurahan Kota Kulon, Kabupaten Garut, Jawa Barat berubah menjadi malam duka yang penuh haru. Jum’at (18/7/2025), ratusan pelayat berkumpul di Pemakaman Umum setempat untuk mengantarkan kepergian salah satu putra terbaik Polri, Bripka Cecep Saepul Bahri, S.H., dalam sebuah upacara militer yang penuh khidmat.
Bripka Cecep gugur saat menjalankan tugas pengamanan dalam kegiatan pesta rakyat Kabupaten Garut, sebuah peristiwa yang berubah menjadi tragedi memilukan setelah kerumunan massa membludak dan menyebabkan kepanikan.
Di tengah situasi kacau tersebut, Bripka Cecep menunjukkan keberanian luar biasa, berusaha menyelamatkan seorang anak kecil dari himpitan massa, sebelum akhirnya kehilangan nyawanya sendiri. Aksi heroik itu menjadi saksi bisu pengabdian tanpa pamrih dari seorang abdi negara.
Upacara Kehormatan Penuh Haru
Tepat pukul 20.34 WIB, prosesi pemakaman dimulai. Upacara dipimpin langsung oleh Kapolsek Karangpawitan Kompol M. Duhri, yang bertindak sebagai inspektur upacara. Anggota kepolisian berdiri tegak dalam formasi barisan, sementara keluarga, kerabat, dan masyarakat sekitar ikut larut dalam suasana penuh duka.
Suara tembakan salvo membelah malam, menggema di langit Garut sebagai tanda penghormatan tertinggi terhadap jasa dan pengabdian almarhum. Tiga kali letusan senjata api mengiringi jenazah Bripka Cecep menuju peristirahatan terakhirnya. Tembakan tersebut bukan sekadar simbol, tetapi juga pengakuan negara atas keberanian dan dedikasi seorang prajurit Bhayangkara.
“Penghormatan terakhir ini menjadi wujud apresiasi dan duka mendalam dari institusi atas jasa almarhum. Ia gugur bukan dalam kesia-siaan, melainkan dalam semangat pengabdian yang luar biasa kepada rakyat dan negara,” ucap Kompol Duhri dengan suara lirih namun penuh ketegasan.
Suasana Penuh Tangis dan Doa
Tangis pecah dari kerumunan keluarga yang berdiri di samping liang lahat. Istri almarhum tampak memeluk erat anaknya yang masih kecil, yang belum sepenuhnya memahami kehilangan besar yang sedang terjadi. Rekan-rekan sesama anggota Polri juga tak mampu menahan air mata saat tabur bunga dilakukan satu per satu.
“Cecep bukan hanya teman, dia saudara bagi kami. Selalu yang pertama maju saat tugas datang. Kepergiannya meninggalkan luka yang mendalam bagi kami semua,” ujar seorang anggota kepolisian dari Polres Garut yang enggan disebut namanya saat di wawancarai awak media.
Doa pun mengalir dari para pelayat, memohonkan kedamaian untuk almarhum di alam baka serta kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan. Untaian doa juga datang dari masyarakat yang mengenal sosok Bripka Cecep sebagai polisi yang rendah hati dan dekat dengan warga.
Teladan Pengabdian
Bripka Cecep dikenal sebagai personel Polri yang berdedikasi tinggi, disiplin, dan memiliki integritas kuat dalam setiap tugasnya. Ia sering terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan, mulai dari pengamanan acara warga hingga edukasi hukum di sekolah-sekolah.
Sebuah tindakan dan keberaniannya saat tragedi pesta rakyat Garut bukanlah kejadian luar biasa baginya, melainkan refleksi dari nilai-nilai hidup yang telah ia pegang erat selama ini.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana dia berusaha mengangkat seorang anak kecil dari kerumunan. Ia lebih memikirkan nyawa orang lain ketimbang keselamatannya sendiri,” ujar seorang saksi mata yang juga korban luka ringan dalam peristiwa tersebut.
Pesan Kepedulian dan Evaluasi
Kepergian Bripka Cecep menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan, bahwa perencanaan dan pengamanan acara publik harus benar-benar matang. Tragedi ini tak hanya merenggut nyawa aparat, tapi juga menewaskan warga sipil yang tak bersalah.
“Peristiwa ini harus jadi refleksi kita bersama. Jangan ada lagi pesta rakyat yang berubah menjadi pesta air mata. Jangan ada lagi nyawa-nyawa melayang karena kelalaian,” ujar tokoh masyarakat setempat.
Pahlawan yang Tak Akan Dilupakan
Bripka Cecep Saepul Bahri mungkin telah tiada, namun namanya akan selalu hidup dalam kenangan masyarakat Garut dan institusi Polri. Ia bukan sekadar aparat, melainkan simbol keberanian dan ketulusan yang langka. Ia gugur dalam tugas, bukan karena peluru atau senjata, tapi karena rasa tanggung jawab dan kepedulian yang luar biasa.
Ketika malam itu liang lahat ditutup perlahan, satu hal yang pasti: Indonesia telah kehilangan satu sosok Bhayangkara terbaiknya. Namun semangat Bripka Cecep akan terus mengalir, menjadi inspirasi bagi generasi penegak hukum selanjutnya untuk terus melayani dan melindungi bahkan sampai titik darah penghabisan.
(Red)
Posting Komentar