Bahaya Pembakaran Sampah Kapasitas Kecil dan Tersebar Di Bandung Raya

Bahaya Pembakaran Sampah Kapasitas Kecil dan Tersebar Di Bandung Raya

Penulis oleh :
Oleh: Sapto Prajogo
(Ketua Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia Cabang Bandung Raya (IALHI); Ketua Municipal Solid Waste Research Group Politeknik Negeri Bandung (MSWRG POLBAN); Wakil Ketua Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (FKPDAS JABAR)

TINTAJABAR.ID, KOTA BANDUNG - Bicara proses apapun termasuk pembakaran sampah, tidak bisa melupakan hukum kekekalan massa, atau hukum Lavoisier. Dengan hukum ini dapat diilustrasikan, bahwa bila sampah padat (misal massanya 100 ton) dibakar, maka akan berubah menjadi gas, partikulat dan abu yang massanya juga akan tetap sebesar 100 ton.

Dari uraian teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun materi yang dapat dimusnahkan oleh manusia. Termasuk pembakaran sampah dipastikan tidak akan mampu memusnahkan sampah. Pembakaran itu sejatinya adalah proses mengubah sampah padat menjadi bentuk gas, partikulat dan abu. Ngerinya materi ringan sebanyak itu akan mengalir bergerak kemanapun arah angin berhembus.

Dalam berbagai promosi menyatakan bahwa pembakaran sampahnya smokeless, maka ramah lingkungan. Sebagai upaya mendapatkan pembakaran sampah tanpa asap tersebut, beberapa pihak ada yang memanfaatkan peralatan “filter”. Peralatan ini berfungsi untuk menahan polutan. Namun demikian, tidak pernah ada “filter” dengan efisiensi 100%. Coba direnungkan, akan hilang kemana sisa polutan yang tidak tertahan? Sekali lagi saya tegaskan, tidak akan ada massa yang hilang, jadi dapat dipastikan ada polutan yang lolos ke lingkungan, walau tidak nampak oleh mata kita.

Terkait masalah pengolahan sampah, dalam memilih teknologi, seharusnya pertimbangan utama adalah aspek kesehatan serta keselamatan manusia. Pertimbangan memilih penerapan teknologi di kawasan yang padat penduduk, seharusnya lebih berhati-hati bila dibandingkan di kawasan jarang penduduk. Untuk Bandung yang berpenduduk padat dan apalagi berbentuk cekungan, seharusnya tidak gegabah dan harus ekstra hati-hati.

Pembakaran sampah pasti dilengkapi dengan cerobong asap. Salah satu fungsi cerobong adalah memberi kesempatan polutan yang dilepas bercampur dengan udara alami sehingga polutan tersebut akan semakin encer. Semakin tinggi cerobong, maka peluang mendapatkan udara pengencer juga semakin besar. Kesimpulannya bahwa semakin tinggi cerobong akan semakin aman terhadap kesehatan manusia.

Sebuah bahan renungan, bayangkan total massa sampah sebanyak ratusan bahkan mungkin ribuan ton per hari akan dibakar. Semua akan dibakar dengan memanfaatkan pembakar sampah berkapasitas kecil. Karakter pembakar sampah seperti itu adalah akan memanfaatkan “filter” polutan yang sederhana, dan cerobongnya juga relatif sangat pendek. Pembakaran sampah kapasitas kecil tersebut rencana tersebar ke berbagai penjuru Bandung Raya yang notabene kawasan padat penduduk. Rasa-rasanya mudah ditebak, bahwa akan banyak polutan dengan konsentrasi tinggi yang tersebar di berbagai penjuru Bandung Raya.

Bandung yang berupa cekungan akan memperangkap semua polutan tersebut untuk tetap tinggal di Bandung Raya dan tidak dapat keluar dari kawasan. Polutan tersebut sejalan dengan waktu akan Terakumulasi dan akan terus terakumulasi.

SOLUSI PEMBAKARAN SAMPAH YANG LEBIH AMAN

Pembakaran sampah jangan disebar, namun sebaiknya dipusatkan. Jadi pemerintah membuat pembakaran sampah dengan kapasitas besar, dan mampu membakar ratusan bahkan ribuan ton per hari.
- Pembakaran tersebut dilengkapi air pollution control yang memiliki efisiensi tinggi dan selalu terjaga saat dioperasikan.
- Dilengkapi tinggi cerobong yang layak, misal 150 m atau lebih.

Pembakaran seperti itu ditempatkan di lokasi yang jauh dari pemukiman, serta pertimbangan lain yang lebih menjamin Kesehatan Masyarakat.

Untuk informasi lengkapnya bisa kalian cek link dibawah ini.

https://terasjabar.id/pilihan-sulit-pengelolaan-sampah-bandung/#google_vignette

Editor : Frisca

0/Post a Comment/Comments

POLRI PRESISI

Tinta Jabar

TOTAL VISITS :