Di tengah perjalanan, RG mengaku merasa sedang diikuti oleh pihak leasing. Saat memasuki jalan tol, RG sempat mencopot GPS mobil tersebut dan mengatakan kepada Rizqi bahwa mereka sedang dikejar. Tidak lama kemudian, RG keluar dari tol di sumarecon menyuruh rizky yang bawa mobil dan menyimpan mobil itu di kawasan Adipura. Ia mengajak Rizqi untuk meninggalkan kendaraan dan kabur.
Keduanya kemudian berpisah dan kehilangan arah satu sama lain. Rizqi sempat bertemu dengan warga yang sedang meronda, bahkan sempat mengisi baterai ponselnya di rumah salah satu warga.
Keesokan paginya, Rizqi berniat pulang sambil berusaha mencari mobil yang ditinggalkan semalam. Dua kali ia mencoba mencari kendaraan tersebut, namun tidak menemukannya. Saat bertemu kembali dengan RG untuk memastikan keberadaan mobil, RG justru menuduh Rizqi telah menggadaikan mobil itu.
Tanpa klarifikasi dan bukti, RG bersama kelompoknya langsung menganiaya Rizqi berkali-kali di tiga lokasi berbeda. Aksi kekerasan itu bahkan direkam: kejadian tempat pertama rizki di aniaya di rumah nya Al Rizal dan sebuah tempat terbuka, kemudian di area jembatan, dan terakhir di kawasan pemakaman. Pada penyiksaan terakhir, Rizqi sampai tidak sadarkan diri dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Keesokan harinya, warga sekitar yang hendak berangkat bekerja mulai bertanya kepada keluarga Rizqi setelah beredar kabar bahwa Rizqi telah menggadaikan mobil, sebuah informasi yang ternyata viral di media sosial seperti WhatsApp dan Facebook. Penyebaran kabar tersebut tanpa disertai bukti yang valid.
Kasus ini menambah daftar panjang kejadian kekerasan akibat salah paham yang berujung fatal, dan kini tengah ditangani pihak berwajib.
Harapan Risqi dan Keluarganya
Setelah mendapat video yang di sebarkan pelaku keluarga korban melapor ke Polsek Ibun, namun dari polsek Ibun di arahkan lapor ke Polsek terdekat tempat kejadian penganiayaan lalu keluarga korban melapor ke Polsek Rancasari dari Polsek Rancasari di dampingi menjemput korban di rumah Al Rizal dan di bawa ke Rumah sakit Humana Prima untuk di visum. Hingga akhirnya ia mencari keadilan ke Bandung. (11/06/25)
Risqi berharap kasus ini diproses sesuai hukum, apalagi namanya sudah diviralkan dan difitnah di media sosial. Ia ingin kejadian ini menjadi pelajaran agar tidak ada lagi yang merendahkan atau menuduh seseorang tanpa bukti.
Ibu kandung Risqi, Ibu Ety Sumiati, juga berharap nama baik keluarganya pulih sepenuhnya. Ia menegaskan bahwa putranya tidak bersalah dan menjadi korban fitnah. Ia ingin para pelaku mendapat efek jera dan berhenti bersikap arogan serta semena-mena terhadap orang lain.
Pemulihan Nama Baik Keluarga Rizqi
Isu bahwa Rizqi “menggadaikan mobil” telah menyebar luas tanpa dasar, tanpa bukti, dan tanpa mempertimbangkan perasaan keluarga yang sedang berjuang menyelamatkan nyawa anaknya. Tuduhan itu menyebar begitu cepat melalui media sosial, memunculkan pandangan buruk, bisik-bisik tetangga, hingga membuat keluarga merasakan tekanan sosial yang berat, padahal mereka sama sekali tidak mengetahui apa-apa dan tidak pernah terlibat dalam masalah tersebut.
Kini, ketika kasus ini sudah memasuki sidang pertama di Pengadilan Negeri Bandung, keluarga besar Rizqi memohon kepada masyarakat untuk melihat kembali kenyataan yang sebenarnya. Bahwa Rizqi adalah korban—korban salah paham, korban fitnah, dan korban kekerasan yang brutal. Keluarga menaruh harapan besar pada proses hukum yang sedang berjalan, agar kebenaran dapat sepenuhnya terungkap dan kehormatan keluarga yang sempat tercemar bisa dipulihkan. Bandung Kamis (27/11/25) Jawa Barat
Mereka memohon doa dan empati dari semua pihak. Karena di balik kasus ini, ada orang tua yang kehilangan ketenangan, ada keluarga yang merasa dipermalukan tanpa alasan, dan ada seorang anak yang masih berjuang untuk bangkit dari luka, baik fisik maupun batin.
(Frisca/Red)






Posting Komentar